Pages

Patah tulang? Medis atau Non Medis..



Lebaran tahun ini (2015) leads dan keluarga merayakan dengan sederhana dirumah tanpa mengunjungi sanak saudara. Bukan tanpa sebab, pada puasa hari ke 7 tepat seminggu leads mendapat telepon dari rumah dan mendapat kabar yang kurang mengenakan, yaitu kejadian kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan patah tulang paha atau fraktur femur kiri sang istri. Sontak saja leads makin gas poll menuju pulang karena memang hari itu jam 3 sore leads dalam perjalanan menuju pulang dengan tujuan ingin ngabuburit bareng sang istri. Tiba di TKP ternyata sudah sepi dan dapat kabar sang istri sudah dibawa ke klinik tulang, langsung saja leads gas poll lagi ke klinik tulang yang jaraknya setengah jam dari rumah. Tiba di klinik tulang mendapati sang istri sudah mendapatkan penanganan dari sang empunya klinik tersebut klinik tulang H. Adin desa Mayang Cisalak Subang, dekat dengan pabrik air minum AQUA Cisalak Subang.

Di klinik tersebut terdapat sekitar 20 pasien yang telah menjalani perawatan tulang, suasana hangat, komunikasi antar pasien hidup, mereka saling berbagi pengalaman dan saling memberikan support satu sama lain

Fraktur atau patah tulang adalah kondisi dimana terjadi kerusakan jaringan tulang yang disebabkan oleh adanya tekanan kuat dari luar yang disebabkan oleh berbagai hal, kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau terkena hantaman keras.


Ada 2 cara pengobatan patah tulang atau fraktur:

Pertama: Secara medis

Penanganan secara medis lazim dilakukan oleh rumah sakit umum yang tentunya dilakukan oleh petugas medis yang telah memiliki sertifikasi dari lembaga kesehatan (dokter orthopaedi). Biasanya pasien akan di rontgen terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kerusakan jaringan tulang. Dari hasil rontgen itu lalu dilakukan reposisi tulang.

Dokter akan mengambil keputusan perlu tidaknya dilakukan operasi setelah melihat foto hasil rontgen tersebut. Jika hanya terjadi keretakan ringan maka dokter akan mengambil tindakan reposisi eksternal dan pembidaian dengan gips atau papan bidai agar tulang tersebut tidak bertambah parah.
Lain halnya jika terjadi kerusakan parah jaringan tulang, bahkan jika terjadi fraktur terbuka yang disertai robekan pada kulit luar pasien tim medis akan melihat secara langsung kerusakan tersebut dengan jalan operasi dan melakukan reposisi tulang dengan bantuan alat-alat penunjang reposisi seperti pen, plat, mur baut khusus yang bertujuan menempatkan posisi tulang pada tempat yang seharusnya (immobilisasi internal).

Pengobatan secara medis memang sangat dianjurkan karena pertanggungjawaban tim medis dapat membuat hati pasien dan keluarga tenang, bahkan pasien dapat melakukan aktifitas, seperti dialami kawan leads yang mengalami patah tulang bahu. 2 hari sejak operasi dapat langsung melakukan aktifitas karena fraktur tersebut sudah ditopang oleh peralatan medis sehingga kecil kemungkinan untuk berubah/bergeser.

Namun pengobatan fraktur atau patah tulang secara medis memiliki kelemahan yaitu biaya yang diperlukan cukup besar. Mungkin bagi pasien yang mampu secara financial hal itu bukan suatu masalah. Namun lain halnya jika kejadian yang menimpa pada pasien yang kurang mampu hal ini merupakan beban yang sangat berat. Seperti yang dialami oleh leads sendiri pada tahun 2010, kejadian kecelakaan didaerah Dago Bandung mengakibatkan kedua tulang betis kanan patah dan langsung dibawa kerumah sakit terdekat disitu. Setelah di rontgen kami (leads dan keluarga) diminta untuk mengisi sejumlah form dan harus melakukan deposit uang sebesar 20 juta. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah sakit dan pergi ke ahli tulang di daerah Cipamokolan, Riung Bandung. 3 bulan sejak kejadian leads sudah bisa bermain futsal dengan rekan di komunitas motor.



Kedua: Secara Tradisional atau Non Medis
 
Perbedaan yang paling mencolok dari pengobatan tradisional atau oleh ahli tulang nonmedis adalah tidak pernah ada tindakan operasi. Bahkan mereka tidak memerlukan foto rontgen, mereka hanya melakukan tindakan Reposisi dan Immobilisasi. Reposisi yang dilakukan adalah pijat, urut, tekuk pada posisi semula, setelah itu dilakukan immobilisasi eksternal dengan cara membidai dengan alat seadanya, papan, kardus kaku, dan kain pengikat. Lalu pasien dianjurkan untuk beristirahat sampai benar benar sembuh.

Sang empu akan terus memantau immobilisasi fraktur tersebut diharapkan tulang akan menyambung pada posisi yang benar, tidak bengkok atau bergeser. Sang empu akan menyarankan rawat inap di tempat tersebut paling tidak 4 minggu atau jika rumah pasien relatif dekat boleh rawat jalan 1 atau 2 kali seminggu untuk memastikan bahwa tidak ada pergeseran pada tulang.

Di klinik tulang nonmedis biasanya ada seorang mantri desa yang membantu merawat dan memberikan obat medis seperti antibiotik, anti nyeri, dan obat-obatan lainnya. Klinik ahli tulang seperti ini menjadi pilihan banyak orang karena biaya jauh lebih murah di banding secara medis. Biaya yang diminta pun tidak dipatok alias seridhonya.


Jadi, pilihan mana yang harus diambil jika kejadian patah tulang menimpa anda atau rekan anda? Medis atau Non medis
 
Sebelum menjawab pertanyaan diatas ada fakta tentang penyembuhan patah tulang atau fraktur.
Tubuh secara otomatis diberikan kemampuan untuk melakukan remodeling atau penyambungan fraktur secara alami, tentu saja setelah dilakukan reposisi dan mencegah pergerakan atau immobilisasi baik internal maupun eksternal. Untuk itu tahap reposisi dan immobilisasi merupakan tahap yang paling menentukan agar jika sembuh nanti hasilnya tidak bengkok atau terlihat aneh.

Yang diperlukan setelah reposisi dan immobilisasi baik secara medis dan non medis adalah istirahat ditempat sampai proses remodeling secara alami berjalan dengan mulus. Selama proses remodeling tersebut butuh asupan gizi yang baik bagi pasien, terutama kalsium sebagai bahan pokok pembentuk tulang.

Untuk menjawab pertanyaan diatas perlu diketahui bahwa medis dan non medis adalah sama-sama melakukan dua tindakan yaitu Reposisi dan Imobilisasi. Selanjutnya yang melakukan penyambungan fraktur adalah tubuh itu sendiri secara alami.

 
 



Waktu penyembuhan
 


Remodeling patah tulang atau Fraktur adalah bervarasi tergantung usia, anak-anak lebih cepat dari orang dewasa.

  • Paling cepat adalah remodeling tulang jari yaitu 3 minggu.
  • Paling lama yaitu remodeling tulang paha membutuhkan waktu 12 minggu.

 
Sebenarnya remodeling akan terus berlangsung selama bertahun-tahun namun waktu diatas sudah cukup membuat pasien beraktifitas kembali.


Sumber Gambar: Mediskus, Motorcyclesnews.
 






No comments:

Post a Comment

Feed Leads Speed

Subscribe

Berlangganan Artikel, Silahkan Masukan Email anda:

Delivered by FeedBurner For Leadsspeed