Tujuan dari bore up atau menaikan volume silinder dari kapasitas standar adalah untuk mendapatkan power mesin yang lebih besar. namun perlu digaris bawahi bahwa pernyataan "semakin besar ukuran piston akan semakin meraih tenaga yang besar", hal itu tidak benar jika tidak diikuti oleh perubahan sektor lainnya.
Mesin merupakan suatu sistem dimana semua komponen bergerak bersama untuk mencapai sebuah kinerja gerak/putar. Jika salah satu komponen dilakukan ubahan misalnya piston mengalami perubahan ukuran maka beberapa komponen harus mengikuti perubahan tersebut tergantung seberapa besar perubahan tersebut.
Bore up motor injection hampir sama dengan pada motor karburator bedanya sebelum melakukan bore up motor injection harus disiapkan perangkat mapping baik piggyback atau hanya Fuel Controller
Ada point penting yang harus diperhatikan dalam melakukan boreup suatu mesin antara lain:
- Piston Speed Limit
- Rasio Kompresi
- Mixture Flow
- Timing pengapian
- Air Fuel Ratio
Piston Speed Limit
memang bore up tidak terlalu mempengaruhi Piston Speed limit (PSL) kecuali melakukan perubahan pada stroke (langkah). Namun dengan adanya piston baru berukuran besar juga clearance (celah) antara piston-boring memungkinkan adanya PSL Yang berbeda terlebih jika piston pengganti memiliki kualitas yang kurang baik. selain itu PSL juga penting untuk menentukan RPM Limiter. menghitung PSL dapat dilihat disini.
Rasio Kompresi
Rasio Kompresi
Setelah melakukan perubahan ukuran piston jika langsung disandingkan dengan silinder head sebelumnya tentu CR akan melonjak drastis, untuk itu perlu dilakukan penyesuaian ulang untuk mendapat kan CR yang tepat tergantung jenis bahan bakar yang akan dipakai. Selain membenahi Cylinder Head Squish juga dilakukan teknik buret untuk mendapatkan CR yang tepat. menghitung Compression Ratio (CR) dapat dilihat disini.
Mixture Flow
Piston besar tentunya akan memiliki daya hisap yang lebih besar, menyebabkan debit campuran bahan bakar udara menjadi besar pula, untuk itu perlu dilakukan porting saluran di area silinder head agar didapat efisinsi volumetrik yang baik. agar tenaga tidak tertahan terutama di putaran menengah ke atas. Flow Bench mungkin diperlukan tetapi dengan perhitungan yang baik akan didapat porting dengan toleransi yang cukup tanpa Flow Bench.
Timing Pengapian
Timing Pengapian
Titik derajat pengapian setelah dilakukan bore up tentu berbeda dikarenakan daya dorong piston oleh ledakan api akan lebih besar dari sebelumnya. jika motor terasa liar atau kurang nyaman maka derajat pengapian dapat dimaping ulang pada piggyback. agar didapat power yang smooth bertenaga.
AFR Ratio
Dengan debit yang semakin besar tentu jumlah udara yang masuk semakin banyak, hal ini menyebabkan AFR menjadi kering (Lean) jika ini dibiarkan akan menyebabkan mesin menjadi panas mudah over heat juga tenaga yang loyo. Untuk itu perlu penambahan bahan bakar untuk mengimbangi jumlah udara yang semakin besar. penambahan AFR dilakukan dengan maping fuel pada Piggyback atau Fuel Controller
Itulah beberapa point penting yang harus diperhatikan dalam Bore up motor Injection.
Piston Speed Limit yang tidak tepat akan mengakibatkan piston mengalami jammed atau macet.
Rasio kompresi yang terlalu tinggi akan menyebabkan ngelitik atau knocking selanjutnya merusak piston.
Mixture Flow terhambat akan menyebabkan tenaga tertahan di putaran menengah ke atas.
Timing tidak tepat akan mengakibatkan mesin jadi liar bahkan loyo atau knocking. atau tendangan balik saat starting fail.
AFR yang tidak tepat mengakibatkan over heat (Lean) bisa juga boros bahan bakar jika setting terlalu (rich).
Demikian beberapa yang harus diperhatikan dalam bore up motor injection, silahkan masukan komentar atau ikuti blog ini untuk update artikel terbaru.
No comments:
Post a Comment