Honda merupakan team di Motogp yang bisa melakukan segalanya. Demi kemenangan dalam mempertahankan gengsi perusahaan. tidak dipungkiri lagi Repsol Honda merupakan team paling mapan di Motogp, dana yang tidak terbatas juga memiliki banyak insinyur terbaik.
Namun ada hal wajar yang dianut oleh Honda, tetapi menjadi tidak wajar bagi pembalap, yaitu Honda lebih menonjolkan motor mereka dari pada pembalap mereka, Honda akan membuat motor balap kompetitif untuk semua orang, jadi konsepnya adalah motor Honda akan juara siapapun pembalapnya. Bahkan Honda tidak perlu masukan dari pembalap dalam mengembangkan motor, untuk itu Honda memilih Pedrosa yang memiliki sifat penurut.
Pedrosa merupakan pembalap yang memliki gaya balap yang sangat sempurna, rapi, prosedural, namun kurang memaksa. Bagi Honda, Pedrosa merupakan "Role Model" bagi Honda.
Pedrosa dianggap sosok paling tepat dalam mengembangkan motor oleh Honda. dimana Honda akan menerapkan semua hasil riset pada motor tunggangan pedrosa tanpa masukan berarti dari pembalap.
Terlihat sampai seri terakhir ini (Brno) Honda memaksakan Chassis 2015 untuk motor pedrosa, sedangkan Marquez rekan setim pedrosa memakai chassis 2014 karena Marquez kurang suka dengan chassis baru yang tidak sesuai dengan gaya balapnya yang Push to Limit cenderung Over. Marquez mengalami kesulitan di Awal musim 2015 dan kembali membaik
Tugas Pedrosa adalah mengendarai motor sebagai model, Pedrosa tidak terlalu dibebani oleh target juara, dia hanya harus melakukan pekerjaan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Honda. Jika podium, itu hanya suatu keberhasilan riset honda, jika apes honda akan meneliti dimana letak kesalahan untuk perbaikan selanjutnya.
Hal itu juga menimpa Sang Legenda Hidup Valentino Rossi ketika masih bergabung dengan Honda. saat itu Rossi sebagai role model team Honda di Motogp. Rossi yang sangat cerdas dan memiliki feeling setup yang baik tidak nyaman dengan perlakuan honda, Suasana itu sangat tidak menyenangkan bagi Rossi, dimana kemenangan sudah tidak manis lagi, dan kekalahan menjadi sangat pahit sekali. Setiap kemenangan itu merupakan kemenangan Honda, Bukan Kemenangan Rossi. Alasan itulah The Doctor memilih hengkang dan memilih Yamaha yang lebih Manusiawi, padahal saat itu Yamaha sedang mengalami masa sulit dan paceklik juara. Hanya Rossi yang berani mengambil keputusan itu, meninggalkan Team yang sedang berbintang dan memilih team yang terpuruk, tetapi Rossi berhasil membuktikan perannya sangat penting.
Pedrosa saat ini terlihat senang berada di Team Honda tetapi kita tidak tahu hati kecil jiwa seorang pembalap. dimana dia belum pernah memcicipi gelar juara sedangkan rekan seangkatan bahkan dibawahnya telah berhasil mengunggulinya, Stoner, Lorenzo dan Marquez
Honda bersikap seperti itu sangat wajar karena mereka adalah perusahaan profesional yang menjunjung tinggi teknologi, bahkan mereka mampu membuat motor dengan pembalap robot sekalipun.
Pedrosa akan terus dipertahankan Honda walaupun prestasi yang diperoleh tidak cukup baik, karena Honda hanya perlu role model bukan pembalap. Itulah alasan mengapa Pedrosa belum pernah mencicipi gelar juara dunia di Motogp, disamping karakter yang kurang memaksanya.
Yang menjadi pertanyaan adalah beranikah Pedrosa melakukan gebrakan dengan memilih target pribadi yaitu Juara Dunia. Dia hanya perlu sedikit membandel pada Honda seperti marquez yang ingin setup sesuai dengan gaya balapnya, atau Pedrosa melakukan hal yang sama seperti Rossi dengan meninggalkan Honda demi ketidak puasan jiwa nya. atau Pedrosa akan tetap seperti ini di zona nyaman, namun tidak akan pernah Juara. kita lihat saja di 2016 saat kontrak habis
Runner up saja tidak cukup....
No comments:
Post a Comment