Pages

Menghitung Rasio Kompresi

Dalam memodifikasi mesin 4 tak baik keperluan boreup harian maupun keperluan kompetisi, menghitung rasio kompresi mutlak diperlukan. hal ini dikarenakan akan menentukan jenis bahan bakar apa yang akan dipakai.

Pertamina
1. Premium   oktan 88 untuk rasio 7:1 s/d 9:1
2. Pertalite    oktan 90 untuk rasio 8,5:1 s/d 9,5:1
3. Pertamax  oktan 92 untuk rasio 9:1 s/d 10,5:1
4. pertamax+ oktan 95 untuk rasio 10,5:1 s/d 12:1
5. Pertamax Racing 100 untuk rasio 12:1 s/d 13:1

sedangkan Shell memiliki 2 jenis yaitu Super (92) dan Super Extra (95).

dari data diatas diketahui hubungan antara nilai oktan dan perbandingan kompresi, untuk itu perlu dilakukan setting rasio kompresi mesin agar sesuai dengan bahan bakar yang dipilih.

Menghitung Rasio Kompresi:

Rumus:

CR = V1+V2
             V1

V2 : Volume silinder
V1 : Volume Ruang Bakar 

Volume silinder (V2) dapat diketahui dari diameter piston dan stroke menggunakan rumus volume silinder.

Volume ruang bakar (V1) dapat diukur dengan menggunakan teknik buret, yaitu memasukan cairan kedalam ruang bakar melalui lubang busi ketika piston dalam posisi TDC atau TMA menggunakan tabung buret ukur.

Contoh soal:

Sebuah mesin dengan diameter piston 60mm dan Stroke 55mm serta memiliki volume ruang bakar 15cc. bahan bakar apakah yang sesuai dengan mesin ini?

diketahui: Diameter = 60 mm
                 Stroke = 55 mm
                 V1 = 15 cc

Jawab: V2 = 155.43 cc (dihitung dari diameter dan stroke menggunakan rumus volume silinder)

CR = V1 + V2
              V1

CR = 15 + 155.43
                15
CR = 11,4

jadi perbandingan kompresi mesin tersebut adalah 11,4 : 1
diharuskan memakai bahan bakar pertamax + atau Shell Super Extra.

Perbandingan rasio tersebut akan dicapai ketika putaran mesin mencapai torsi maksimum karena noken as memiliki durasi yang cenderung membuang kompresi saat siklus namun pada saat torsi maksimum, Efisiensi Volumetrik (VE) akan mendekati angka 100 maka perlu bahan bakar yang sesuai dengan CR  tersebut. 

Hal ini menjawab pertanyaan mengapa motor baru sekarang dengan CR yang tinggi masih diperbolehkan meminum premium? karena pabrikan mendesain noken as dan flow untuk keperluan harian dibuat tidak mendekati mencapai VE = 100 walaupun pada putaran dimana torsi maksimum berada, Motor standar harian hanya memiliki VE sekitar 85. beda dengan mesin yang di custom untuk keperluan kompetisi atau bore up sang tuner biasanya menaikan VE sampai 100

Bolehkah menggunakan bahan bakar dibawah spesifikasi CR? boleh saja asal mengendarainya tidak mencapai putaran dimana torsi maksimum berada, karena jika dipaksa mencapai torsi maksimum akan terjadi knocking, yaitu bahan bakar terbakar dengan sendiri akibat tidak kuat menahan tekanan kompresi yang melebihi kemampuannya.

kebalikannya, bolehkah menggunakan bahan bakar diatas spesifikasi CR? tentu saja boleh, namun hal itu tidak membuat mesin lebih bertenaga. malah cenderung berlebihan dan pemborosan, buat apa bayar lebih mahal jika bahan bakar yang sesuai memiliki performa yang sama dengan bahan bakar oktan tinggi...

Semoga bermanfaat, jangan lupa jejak komentar nya yaa...
  

No comments:

Post a Comment

Feed Leads Speed

Subscribe

Berlangganan Artikel, Silahkan Masukan Email anda:

Delivered by FeedBurner For Leadsspeed